Kronologi kasus dugaan penganiayaan tersebut berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang kini ramai beredar di media sosial bermula pada saat Staf-1/Intel melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT) pada Minggu 27 Juli 2025 pukul 21.45 WITA.
Sayangya, dalam laporan tersebut tidak secara gamblang dijelaskan perilaku penyimpangan seksual (LGBT) yang dilakukan almarhum Prada Lucky Namo.
Keesokan harinya, Senin, 28 Juli 2025 sekira pukul 06.20 WITA, Prada Lucky Chepril Saputra Namo kabur saat ijin ke kamar mandi untuk buang air besar. Hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel, Serda Lalu Parisi Ramdani saat mengecek kamar mandi. Mengetahui juniornya kabur, Serda Lalu Parisi Ramdani kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Sertu Thomas Desambris Awi.
Sekira pukul 09.25 WITA dihari yang sama, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo kepada Danki A, Lettu Inf Ahmad Faisal, kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah kota dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky.
Sekira pukul 10.45 WITA, Prada Lucky ditemukan di rumah salah satu warga yang bernama Ibu Iren yang merupakan ibu asuh dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Setelah ditemukan keberadaannya, Prada Lucky dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir.
Sekira pukul 11.05 WITA, Prada Lucky kembali diperiksa di kantor Staf-1/Intel. Saat itu tiba-tiba datanglah beberapa senior Prada Lucky dengan membawa selang dan memukulnya secara bergantian.
Sekira pukul 23.30 WITA, Danyonif TP/834, Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel agar memerintahkan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior
sumber ; TRIBUNFLORES.COM
Wawancara Wartawan Pos-kupang dengan Ibunda Alm. Prada Lucky Namo (kanan) Sumber: Pos-kupang.com |
Almarhum Lucky Namo meninggal dunia diduga kuat karena dianiaya seniornya di barak pendidikan Militer di Kabupaten Nagekeo.
Sesunggunya, pemukulan terhadap tentara di barap latihan, itu hal biasa, karena itu bagian dari pembinaan, namun menjadi tak biasa kalau melebihi batas normal hinnga merenggut nyawa.
Dilansir dari wawancara Pos-kupang.com, ibunda Lucky Namo meluapkan emosinya.
Dia bercerita, sempat menelepon anaknya sebelum kejadian nahas ini. Ketika mendengar suara anaknya, ada kekuatiran yang ia rasakan sebagai seorang ibu, karenasuara Lucky terdengar berbeda dari biasanya, seperti sedang sakit.
Namun Lucky menguatkan ibunya bahwa ia sedang baik-baik saja. Padahal dia sudah mengalami pengiayaan oleh seniornya. Setelah berkomunikasi dengan ibunya, Lucky kembali ke barak bersama teman-teman yang lainnya. Disanalah, para senior Lucky kembali menganiaya lucky untuk kesekian kalinya.
HP disimpan Kasi Intel
Ibunda Lucky merasa tidak tenang dan kuatir terhadap anaknya, namun tidak bisa berkomunikasi. Ia berupaya untuk hubungi kasi Intel. Ternyata pada saat itu, Lucky sudah di rumah sakit. Kasi Intel menipu ibunda Lucky, bahwa kondisi Lucky Baik-baik saja, padahal sudah di ICU dan Lucky sudah sulit berbicara dengan ibunya.
Berangkat Ke Nagekeo
Karena merasa tidak tenang ibunya berangkat ke Nagekeo dan menemukan anaknya sudah di ICU. Disana ia merasa hancur karena Lucky sudah setengah sadar. Namun kasi intel sudah tidak ada di sana dan sampai Lucky meninggal, Kasi Intel tidak mau bertemu dengan orangtua Lucky.
Menurut dokter, lucky mengalami gagal jantung dan ginjal. Itulah yang menyebabkan nyawa Lucky tidak tertolong. Diduga kuat, karena dianiaya secara brutal oleh seniornya.
Sebut Terduga Pelaku 20 Orang
Ibunda Lucky mengatakan, ada banyak orang yang terlibat dalam penganiayaan itu. Sekitar 20 orang, namun pelaku utamanya ada 4 orang. Artinya, yang lain ikut membantu dan berperan dalam kematian anaknya.
Lihat Vidio Selengkapnya di __ Pos-kupang.com__
Sebelumnay diberitakan bahwa Seorang anggota TNI AD asal Kupang NTT bernama Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) tewas diduga akibat disiksa oleh seniornya sendiri.
Prada Lucky Namo tewas dianiaya seniornya. Sebelum hembuskan nafas terakhir, ia sempat curhat kepada dokter yang merawatnya.
Ia curhat di detik detik terakhir hidupnya. Ia mengatakan kepada dokter bahwa sebelum di antar ke rumah sakit, ia dianiaya oleh para seniornya. Itulah curhat terakhir korban sebelum meninggal.
Dugaan kekerasan menguat karena ditemukan sejumlah lebam bahkan sayatan di tubuhnya. Korban diketahui berasal dari Kuanino, Kota Kupang.